Tiada aku ingkari karena aku sambut dengan sumeringah
Karena beranda ini tempat berekspresi buah kisah
Dari pesanan tamu yang bersedia bertandang
Bermuara dari pada resah jiwa meniti
Goresan jemari menari ikuti pesan hati
Agar gaungnya dapat sampai pada tujuan tertuju
Hingga dapat merasa kelu kesah rana telaga sendu
Dari serpihan terkecil aku coba susun kata jadi pesan
Hingga malam kian larut tak akan hentikan jemari yang menari
Aku hanya ingin pemesan dapat tersampaikan makna tersimpan
Tanpa harus harap pamrih dari keletihan hari ini
Tapi mengapa ada yang ingin patahkan jemariku ?
Dengan gemulainya gagahi kehormatan pada beranda ini ?
Masih belum cukup malah telanjangi harga diriku seolah tahu aku ?
Hingga menganggap berandaku ini sebagai pelacur penjual mimpi ?
Aku tak tahu maksud tersembunyi yang engkau atasnamakan amanah
Apakah kata jemariku melukaimu hingga hardikmu dalam angkara
Dan menjadi warta tersiar bagai gumpalan bola api mengitari arah
Sehingga beritanya engkau jejali pada kerabat, sahabat dan dia
Permainan lidahnmu buat perseteruan dalam beranda
Dalam desahnya mengalir pelan hingga fitnah bertahta
Yang menikamku dari belakang tanpa aku tahu maksudmu
Hingga mereka pergi menjauh dan menutup beranda aksaraku
Apa maksudmu wahai yang dibalik gamis ?
Apakah permainan kata melukaimu dalam magis ?
Apakah denting lisan yang terurai kata menodaimu ?
Ataukah ini sensasi yang engkau kemas dalam permainan mayamu ?
Aku tahu yang tersiar tentang kenistaan bertutur diujung pena
Dan aku tak akan melakukan pembelaan diri untuk pembenaran
Biarlah waktu akan membuktikan sejatinya kebenarnya
Walau mungkin dia telah tiada karena termakan dirimu yang berperan
Maafkan aku wahai jiwa tersakiti yang tiada aku sadari
Karena tiada aku berniat melukaimu hingga tuturmu berbalut cerca
Engkau sematkan indah pada beranda dan nuraniku yang terasa
Terima kasih aku haturkan karena pengajaranmu membuatku lebih tahu diri
Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150254437310711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar