Aku menunggumu dalam penantian tanpa batas
Setiap riak aku semai dengan lugas
Tapi jangan engkau leburkan jika kelak akan bertiada
Cukup katakan agar aku hentikan walau tak terlintas

Tak ada asa menjulang tanpa tujuan
Tiada rasa berkasih tanpa beralasan
Hingga dentang waktu berkumandang
Membawa asa menari menuju bertandang
Sebagai akhir dari perjamuan penantian ini
Karena tak ingin tertahan walau hanya sekelipan hati

Tapi...
Senyum itu kian memudar kini
Engkau kembalikan cinta tiada berkasih
Dan kemana perginya manis kata cinta dulu berbenih
Yang selalu engkau suguhkan sebagai menu asmara
Saat kita berada pada penghujung senja
Kini engkau hadirkan resah sebagai mahar hadirmu
Hingga semua ini terberai dalam serpihannya tak tentu
Aku pun sadari
Bahwa jalan cinta kita mulai tak beriring lagi
Engkau mencari cinta sempurna yang tak aku punyai
Cinta yang dapat memberimu segala engkau cari
Walau harus mengatasnamakan cinta itu sendiri
Maafkan aku wahai kekasihku...
Karena aku tak bisa memberikan cinta seperti yang engkau minta
Aku hanya punyai cinta sederhana tak sebanding dengan maumu
Karena aku tak bisa memberikan cinta seperti yang engkau minta
Aku hanya punyai cinta sederhana tak sebanding dengan maumu
Yang noktahnya adalah aku anggap sebagai harga mati tiada terganti
Dan lakukan apa yang aku katakan bukan sekedar janji pemikat
Kini...
Warna cinta kita tak lagi sama
Dengan kerendahan diri aku memohonkan kemaafan hati
Yang telah lancang mengharap cinta ratu pada singgasana

Lepaskanlah impian yang pernah kita titahkan
Atas nama cinta yang pernah kita tanam sebagai benih asmara
Aku akan bermohon pada tabir sandiwara kecintaan
Lebih baik mengukur diri jika harus bersanding kehormatanmu
Cinta sederhana ini pasti akan terlahir dalam sisi lain semesta
Hingga auranya akan berpendar pada jiwa hilangkan gulana
Yang pernah membekas pada sepenggal kisah sebelumnya
Antara engakau dan aku yang pernah ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar