Tak lagi bening walau terpikat hening
Mendulang asa yang kini telah menjadi berkarat
Hingga tabir walau tipis menjadi sekat
Dalam rantai pelangi jingga yang terang
Penuh warna berpijar dalam bumerang
Menjadikan biru dan merah tertali terhubung
Hingga menjadi rasa didalamnya berkabung
Aku cermati aksara yang bermain pada ujung jemari
Aku lihat dan rasakan sebagian hati menjadi mati
Dalam lenguh alunan yang mengusung janji
Jangan berhenti atau pun berlari
Aku tahu apa yang seharusnya aku tak perlu tahu
Apakah itu menjadi suatu kebanggaan untuk aku
Tentunya ada sesak dalam kajian itu memandang pilu
Karena aku manusia setengah arca bukan jadikan hati orang batu
Berdendang menari pada penghujung pagi
Warna merah biru dan hitam putih menjadi terlarut
Ada bisu terbungkam dalam nafas kian semaput
Melangkah jejaki walau akan terhenyak dalam duri
Tenanglah wahai saudaraku
Tak ingin aku mengiris mengais daging saudara sendiri
Aku hanya menghantarkan hati pada tuan yang punya hati
Jika waktuku usai maka akan sirnalah aku seperti debu

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150334512665711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar