Menatapku dari kejauhan dengan pikir yang tersimpan
Dan apa yang ingin engkau buktikan lagi sebagai pertanda
Jika kesaksian bintang pun engkau ragukan adanya
Pergilah jika itu inginmu bersama rembulan yang malu
Walau akan menghilangkan terang dan sisakan gelap untukku
Tanpa kata menatapmu hingga mentari pun engkau bawa berlalu
Yang akan senandung dendang pilu kelabu untukku
Aku bukan matahari yang akan selalu berikan hangat kala kedinginan
Dan juga bukan bulan yang selalu akan purnama untuk berikan cahaya dalam gelapmu
Lihatlah aku disini yang hanya sebagai manusia biasa sama sepertimu
Yang akan menjadi terkhilaf kala gundahku mulai bertalu dalam cekam
Tak perlu sanjung puji tapi cukupkan dengan bait sederhana
Dan katakanlah apa adanya bukan karena ada apanya
Sejatinya hakekat akan mengukir diri walau dalam bayang
Menjadikan yang ditanam akan dituai pada masa akan datang
Andai waktu itu masa berpihak kepadaku
Akan ku kembalikan saat itu agar engkau pun tahu
Betapa ini bukan kesalahanku sepenuhnya terikat
Tapi salahmu yang beraikan cerita dalam panggung kemelut
Dan diamku...
Adalah sebuah kehormatanmu andai engkau sedari itu
Ketika saat warta tersiar dimana muaranya berada
Senjata heningku membungkus walau maki tulus menghendakiku
Ku tak berharap engkau menarikku dari kehinaaan ini
Tapi ku hanya berharap engkau tahu apa yang telah engkau lakukan
Karena semua ini adalah kado termanis dari lisan yang berkicau
Hingga tebarkan amis darah yang mencari ada berada bertuan
Aku izinkan lepasmu dari pergi yang diminta
Seikhlas embun yang menetes pagi lalu sirna perlahan
Ku akan simpan kisah ini agar tiada terusik melegenda
Hingga tiada sesal pada awal mula menuju akhir yang tiada berakhir

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150588704785711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar