Senin, 09 April 2012

°◦˚˚◦° Merayu Langit Menangis Bumi °◦˚˚◦°

Kasih...
Aliran rasa yang meriuh berarak tiada akan pernah tersurut
Tak akan terbendung walau samudera lepas membelah jadi serpihan
Dan tiada akan berhenti walau perjumpaan muara akan bertalak
Hingga kelak engkau sedari setelah pergi membungkus tawaran abadi

Duhai kekasih...
Segerakan hapus air matamu
Jangan basahi tubuhku bermandikan rinai air mata
Dan ini bukan semat janjiku tapi keikhlasan cintaku utuh
Hingga maut meleraiku jauh dalam pelukan terkasih

Hentikanlah jangan diteruskan lagi...
Karena air mata itu akan menjadi bebanku dalam peraduan akhirku
Sudahlah jangan sesali dan mengertilah keadaan ini
Karena untung tak dapat teraih dan malang pun tak jua tertolak
Hingga cinta berujung petaka asmara berdarah

Sejatinya jasad ini yang akan berlalu menjauh
Tetapi tidak hati ini yang telah bertuliskan atas namamu
Aku akan selalu berada disisimu seperti sabda cintaku
Tiada pernah ku ingkari karena cintaku hanya satu akan ku bawa mati

Tuhan...
Selayaknya sahaya ini diberikan sedikit waktu
Bukan untuk kembali hidup memaksakan ingin dalam nyata
Tapi hanya untuk mengemis agar diberikan sisa masa sekejab
Agar dapat merayu puan dan tuan yang miliki cikal pasangan kekasih

Wahai puan dan tuan yang meraja atas nama ikatan adat...
Bukannya cinta tercipta untuk pasangan kekasih penjaga hati
Tapi mengapa kalian merenggutnya atas nama tradisi
Haruskan dipisahkan menjadi bencana hingga menoreh derita
Hanya untuk sekedar buah kata belenggu martabat keluarga

Lihatlah kini...
Kekasihku tiada lagi memetik bunga pada taman cinta
Tapi bertanam duri pada hati yang merejang perlahan mati
Hingga jasadku bermandikan gerimis disusut pipi yang pucat pasi
Yang dulunya selalu merona kala cinta menjamah mimpi

Lalu...
Harus berapa nyawa lagi yang akan dijadikan tumbal alas martabat
Harus berapa banyak darah mengalir bercampur genangan air mata
Harus berapa hitungan kekasih jadi janda sebelum noktahnya terikrar
Harus berapa lagi pusara tanpa nisan bagi para pencinta

Puan dan tuan penjaga gerbang mahligai yang terikat tak terpikat...
Tuhan pun memberikan anugerah dalam berkah hidup atas nama kecintaan
Tapi mengapa kalian paksa pisahkan hingga cinta menjadi alas kaki tradisi
Dan malaikat menunduk malu ketika segala cara dijadikan untuk pemisah
Bukannya selaku tertua berikan fatwa yang meruah bagi pendatang dunia

Dengarlah kekasih...
Aku akan selalu ada disisimu walau tiada disadari
Lanjutkan hidupmu karena aku akan selalu menjagamu
Dan jika kelak engkau mendapat penggantiku pendampingmu
Iringan doa ikhlasku akan selalu bersemayam untukmu
Karena hakekat cinta ini adalah mencinta bukan bercinta



Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150680051400711

Tidak ada komentar:

Posting Komentar