Aku tidak tahu rasa ini atas nama apa
Bernoktahkan atau bertitah akan siapa
Hingga aku terlarut jatuh didalamnya
Aku berpegangan pada bingkai gading yang meretak
Dalam bias pancaran yang perlahan memudar dalam pendaran
Ketika kata terucap taklik mengikat gemeretak
Lalu tiada bekas dalam rasa kesan bukan terpesan
Wahai cinta...
Apakah ini kisaran bunga kasih setaman atau puspa indah berduri
Hingga batas akan cinta dan rindu menjadi tersamar dalam balutannya
Dan benci serta dendam tiada urung dalam tamu yang mengundang iri
Aku melambung jauh dalam singgasana asmara yang tiada berputik
Hingga lupakan aku dari mana asal tempat berpijak diri
Dan pada kibaran warta tersiar sadarkan aku dalam tepi impian beriak
Karena aku dari tiada menjadi ada lalu kembali tiada dan terlupa ditelan hari
Bunga...
Aku tidak tahu apa namamu bunga seutuhnya dalam kemasan yang meramu haru
Tapi cukuplah aku mengenal dalam erat lamunan yang bawa sadarku menjauh dariku
Hingga sayat belati dapat rasakan menghujam dalam walau engkau tiada rasa
Dan ini bukanlah salahmu karena tiada pantas ku mahkotakan kesalahan indah ini padamu
Tapi salah ku berada dalam tempat yang tidak semestinya aku ada disana
Biarlah kini ku memandangmu dari kejauhan wahai bunga tanpa membuatmu terusik
Dari dimana tempatku berada sebenanrnya yang tiada lelah aku nikmati indah cinta ini
Walau terasa duri kian merejam dalam ulu hati yang menggenggam lirih sendiri
Tapi akan selamanya aku jaga agar tiada terlerai dalam wujud bayangan pintas terlintas
Hingga pada persandingan itu aku iringkan sebait doa semesta agar terjaga dirimu selamanya
Karena bahagia adalah pilihan hati bukan jumawa kesemuan dunia semata
Dan terhatur salam beriringan keikhlasan sebelum aku berpamit melalui diri dari pergi

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150657856440711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar