Gontai ini wujudkan peluh kisi-kisi yang terhampar
Pada titian hari yang kian berganti dalam yang terpapar
Menatap nanar rasa menjulang pada asa yang pernah terhimpun
Oh hari...
Demi hari merajut nyata dalam sunyi
Kala rindu yang membiru menjadikan henng ditenga ramai
Membuat sesak kalbu dalam perseteruan semu
Dengan hardikan masa tanpa suara yang bertalu
Dalam dalam lembaran kosong nan sendu
Ku ukir kerinduan yang tiada bertuan dihati yang rindu
Pada dinding angin malam ini yang berselimutkan gemintang
Yang beratapkan awan yang berarak berkejaran tiada berpantang
Dan ku katakan bahwa aku menantimu walau bernada pilu
Masih ku ingat jelas
Kala jemari masih bertaut dalam iringan doa cintamu
Ukiran rona indahmu melekat dalam sanubari membekas
Kerling binar siratkan segala hasrat jiwamu
Dalam rengkuhan asmara suasana haru
Impian ini terus bersandar pada naluri
Tak ingin ku lepas walau sejenak walau berduri
Agar dapat hantarkan lena ku dalam keabadian asa
Tapi karena titah berbunda semua menjadi igauan semata
Dan semua jatuh berguguran sebelum masanya
Sayang...
Jika persandingan kita hanyalah dalam batas impian berbayang
Aku tidak ingin dapat segera sadar dari lenaku
Karena jiwa ini belum cukup puas cumbui indah bayangmu
Dan hanya disini tempat kita dapat bertemu kala rindu mula bertamu
Tapi sayang...
Kicau dendang mentari mulau berdendang
Paksakan aku untuk kembali dalam realita nyata buka semu
Dan merampas semua mimpiku bersamamu yang aku rindu
Hingga sisakan termangu ku keseorangan dibibir gagu

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150163217160711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar