Kemarilah dengan sejenak
Dekaplah aku pada lugumu
Karena penat hari membuat berpeluh dan jemu
Ku ingat hadirmu kala itu
Tangismu pecahkan hari dengan haru
Dan jemari mungilmu tergenggam erat
Seolah menggengam asa pada masanya yang terikat
Nak...
Orang tuamu ini bukanlah hartawan atau bangsawan tyang berlebih
Yang dapat wariskan harta melimpah dan gelar dunia tertitah
Tapi orang tuamu ini hanyalah pengemis yang bersajak
Yang dengan air mata ini memohon kepada Tuhan Yang Bijak
Agar mempunyai buah hati yang sholeh dan sholeha menjadi anugerah
Nak...
Ku hanya dapat mewarisimu sepetak tanah kosong untukmu
Agar kelak dapat diberikan tiang kayu untuk namaku
Pada akhir usiaku yang mulai merenta dan ringkih kelak
AKAN TETAPI SEBELUM ITU...
Biarkanlah ku memberimu sedikit ilmu sebagai peninggalan
Yang mungkin tidak seberapa untuk membawamu pada hakekat diri
Tapi hanya cukup sebagai bekal yang akan terkembang dalam nurani
Agar menjadikanmu selalu dalam naungan kekuatan Asma'ul Husna
Dan jika aku telah tiada nanti maka engkaulah penopang jalan menuju-Nya
Kelak engkau bukan saja hanya sebagai tumpuan hatiku
Melainkan akan menjadi tumpuan hidup orang lain juga wahai anakku
Maka janganlah engkau butakan nuranimu pada ambisi membelenggu
Dan mengagungkan nafsu demi kepentingan yang bersifat semu
Karena itu akan membuat tangis IBU tak kunjung mereda dalam haru
Walau pun hingga jasad terbujur kaku dan membiru

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150163738555711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar