Sabtu, 24 Desember 2011

Helaan Rindu

Temaram senja yang berkabut pada petilasan
Meresah pada rindu bertepi tiada batasan
Tapi ragu masih tergenggam erat pada asa
Dan termangu dalam hening yang mengurung rasa

Lalu…
Sebait rindu tersemat pada sudut kalbu
Berharap tanpa rasa menanti kala senja hingga sebak mengaduh
Karena tak ada kata untuk warnai maknanya rindu yang telah berpeluh

Mengapa…
Engkau gores sebait rindu dengan darah ?
Dan engkau ukir dengan uraian airmata ?
Apakah Adam merindukan Hawa seperti itu berkeluh ?

Lalu...
Apa yang akan engkau lakukakan wahai anak cucu Adam
Ketika darah dan airmata itu telah mengering menjadi dendam
Menjadikan semua dalam rasa asa haru yang menderu

Senja pada bias keremangan
Ku hembuskan bait kata kerinduan
Pada benteng topan melanda samudera kasih semesta
Agar tiada sesak kalbu dalam perseteruan

Ini malam...
Aku tertunduk dalam sunyi
Ramaikan jiwa yang gundah terkaram
Memanggil namamu dengan lirih dalam tarikan nafas berganti
Karena hanya itu sebagai pelipur lara yang tiada tepi
Hanya untuk ini malam aku berkubang dalam gerimis hati

Dan esok...
Semoga akan menjadi hari baru untukmu dan aku
Tanpa rindu dendam berkabung selimuti jiwa dalam pelukan penuh sesak
Karena jika kita memang sebuah kerinduan abadi seperti yang dinanti
Maka aku pasti akan datang kelak dalam tautan kasih menujumu
Tapi jika semua hanya sebuah igauan sesaat dalam cinta semusim
Maka lepaskanlah bayangan itu dengan menyebut asma-Nya dengan takzim
















Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150164294370711

Tidak ada komentar:

Posting Komentar