Rindu merindu dalam rasa tak bersemu
Mengurai manik kasih dimana beranda berada
Melantunkan bisik kata menelisik persada jiwa
Cipta rasa sempurna terkadang dipungkiri pada ego ambisi
Yang lupakan tentang tulus ikhlas sebagai abdi penguasa hati
Pencarian waktu seolah berpijak bijak pada pengabdian
Padahal sedari dulu waktu hanyalah masa tanpa harus dianasir
Akan dibawa kemana mahligai pada puncak asmara
Jika nurani pada dusta berkepentingan tiada berjiwa
Akan dibawa kemana haluan yang telah menjadi berikraran
Kala jemari bersimpan peluh pada batas kenaifan
Lentik gemulai alunan berkumandang mendayu
Akan cemeti hasrat berdendang pada relung kalbu
Sesak dirasa dada yang bergemuruh penuh rindu
Mengalun tepian sisi nafas hingar memburu
Akhirnya...
Tertegun dalam lunglai basuhan kalam imaji
Aku diam dalam kata dan lisan
Bersimpuh pada pusara tahta hati
Biarlah kini aku genggam kidung tersia
Dalam balutan kenangan terindah
Kini sematkan pada biru pada kalbu
Yang menyisih meniti ujung beranda

Akan dibawa kemana haluan yang telah menjadi berikraran
Kala jemari bersimpan peluh pada batas kenaifan
Lentik gemulai alunan berkumandang mendayu
Akan cemeti hasrat berdendang pada relung kalbu
Sesak dirasa dada yang bergemuruh penuh rindu
Mengalun tepian sisi nafas hingar memburu
Akhirnya...
Tertegun dalam lunglai basuhan kalam imaji
Aku diam dalam kata dan lisan
Bersimpuh pada pusara tahta hati
Biarlah kini aku genggam kidung tersia
Dalam balutan kenangan terindah
Kini sematkan pada biru pada kalbu
Yang menyisih meniti ujung beranda

Tidak ada komentar:
Posting Komentar