⓿ LELAKI BIASA ⓿

Sampaikanlah wahai angin yang berhembus pada semesta
Bahwa aku hanya manusia terciptakan dalam bentuk lelaki biasa
Yang juga mempunyai hasrat dan ingin seperti sesama
Tapi mengapa nada sumbang bak nyanyian miris untuk jiwa

Aku diam dalam kata tanpa berkeluh
Aku bersendiri dalam larutan aksara tanpa berkilah
Aku tuangkan tiap bait menjadi untaian yang terbuang
Dan aku berada dibalik tabir catatan senja bertandang

Tahukah engkau wahai cakrawala jingga bersemu ungu
Semua aku lakukan agar ingin hindari petaka angkara yang tiada terbendung
Biar rona labirin kepalsuan tiada dapat aku terjamah dalam detakan kalbu
Dan agar sisa umur ini dapat manfaat pada akhir usia yang menjelang

Tapi mengapa selalu aku menjadi yang dipersalahkan ?
Laksana anak panah yang melesat menghujam jantungku dari manis kata
Hingga tiada lagi suara yang dapat aku tuangkan dalam renungan
Dan pengasingan malah menjadi arena laga antara baik buruk bersandiwara

Aku tidak pasrah seperti yang dikira dalam hening
Aku hanya berserah hati pada Pencipta diri ini
Dan bermohon agar jangan tersesat pada jalan yang terang
Apakah itu salah hingga kian meniti ?

Sekarang aku disini dalam jejak tiada bergeming
Apa maumu wahai dendang yang mengaduh bergumam gaduh ?
Akan aku hadapi ini sampai akhir tiada merona meronta hingga terasing
Walau akhirnya harus menikam dengan darah demi yakinmu yang rapuh

Akan tiada kata sesal walau jasad membiru
Dan akan aku torehkan yakinku untuk keyakinanmu
Karena tak akan ku ulang kata yang terikat walau sesaat
Agar tenangkan rasa yang merampas asa dibalik bayang semu
Dan tiada lagi berjuta tanya yang terlahir dari gundah hati tersesat
Hingga akhir pada awal mula tiada berakhir



Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150210700125711