Minggu, 08 Januari 2012

|≡≡≡| Nisan Tanpa Nama |≡≡≡|

Legakan nafas dalam kemelut lamur biru
Mendung bergelayut pada cakrawala dendangkan rinai basuh raga
Dan derainya membawa jasad tersapu pada semilir bayu
Hingga ingin sejenak lupakan resah asa

Ilalang tertegun mendekap dalam dendang sunyi
Tapi kenapa rumput melirik iri hingga gumamnya jelas pada telinga ini
Mengapa dalam tautan dengki tak akan pernah sirna walau berparau
Kala iringan diri dalam harap penuh damai basuh dahaga pada kemarau

Jika ingin berpaling maka lakukanlah itu
Walau secercah atau setitik tak engkau sisakan untukku
Akan selalu buat ku tersenyum walau hanya guratan bayang semu
Hingga keluh terhenyak hinggap pada pundakan hati yang kian membatu

Jika lalumu tak akan terasa pada masa
Maka ada dan tiada diri akan semakin nyata
Dan aku tak akan mengumpat walau jalan dan pintu seakan tertutup rapat
Tapi aku yakin kelak akan ada pelangi yang membawa aku menjauh walau harus tersekat

Cukupkanlah jangan diteruskan lagi
Kareena senyum siksa ratap nurani yang engkau tawarkan hati
Telah aku sempurnakan pada kata syukur dengan kumandang
Dan akhirnya akhir yang tiada berakhir akan kian menjadi tanpa meradang

Kemarilah...
Aku tak akan berlaku sok suci ala sufi yang tak terbantahkan
Tapi biarkanlah kemunafikan singgahimu akan aku selimuti hinakan aku
Karena cukup dengan binarmu akan menutup mataku yang mulai lelah
Hingga nisan tanpa nama akan menjadi peraduan akhir kisahku
Dan kelak hanya kupu-kupu berteman diri yang mulai terlupakan

















Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150208835445711

Tidak ada komentar:

Posting Komentar