Bagai pedang langit menikam bumi
Jiwa terasa bernoda dan tiada berdaya
Dalam detik kian menuju mati
Dan kau...
Yang katanya mengibarkan bendera kasih untukku
Tapi rupanya hanya menabuh genderang kusumat menembus kalbu
Untuk apa ditawarkan jika hanya merampas hidupku
Pergilah kini menjauh dariku...
Karena kau datang padaku hanya saat kau butuh
Hingga sisa cumbuanmu pun masih membekas menyala dalam biru
Dan setelah itu engkau pergi tanpa sesal seakan tak butuh
Walau memelas pucat pasi pun aku tak inginkan kau lagi
Karena luka lama belum juga sembuh tapi kau malah toreh yang baru
Dan walau air mata darah engkau tumpahkan hanya untuk menulis namaku
Tapi aku telah kemas mati semua dalam serpihan yang tiada sisa
Lihatlah ini...
Ludahku pun sudah bercampur darah yang menyengat pekat
Karena racunmu telah cebari seluruh raga ini
Hingga nurani menjadi menangis dalam jiwa yang mulai apatis

Sekarang tiada pun lagi ikatan atas nama cinta yang dulu pernah tawarkan
Karena semua telah terbias dalam lacur diri pada dunia
Dan mungkin kau akan merasa miris melihat apa yang terjadi kini
Pergilah dan jangan pernah kembali aku mohon sebelum sesalmu menjadi
Lakumulah yang menjadikan aku seperti ini
Tak akan pernah ada cinta untukmu lagi dariku
Karena kau telah keringkan lautan kasiku
Hingga menatapmu aku pun tak inginkan lagi
Tapi jika kelak engkau datang kembali...
Akan aku renggut paksa hatimu saat kau menatap dihadapku
Agar kau tahu betapa hitamnya hatimu penuh dusta
Dan aku tak akan peduli walau darahmu mengering dalam genggamanku
Ingatlah itu wahai yang dulu menjadi pujaan hati
Tak akan pernah aku ulangi kata ini lagi
Karena aku telah ikhlaskan semua dalam hening lakuku ini
Dan senjaku akan segera bertamu atas nama cinta yang baru
.jpg)
Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150354362345711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar