Menghempas seluruh cakrawala asa dalam bumi menangis
Engkau dustai aku dengan manis katamu dalam sentuhan lembut mengais
Padahal mentari selalu tepati janjinya pada hari hingga akhir nanti
Kemarilah dan lihatlah...
Renggutlah hatiku dari dinginnya raga ini
Ambillah dan bawalah pergi menjauh dariku
Karena sedari dulu telah aku tahtakan atas namamu
Kini semua telah terbuang dalam cuaca renda kelam
Gurindam yang berkabung membunuh mati dalam nurani
Hingga musim ini aku keremasi semua inginku dalam hasrat
Andai engkau mengerti akan kerinduan yang membelah harga diri
Lalu mengapa engkau datang dan bertanya lagi
Bukankah telah aku berikan jujur dalam setiap helaan nafas ini
Tapi hembusan nafasmu malah sesakkan aku dalam lara
Hingga aku nelangsa dalam telanjang resah di jiwa
Bingkai mimpi kini telah kehilangan satu sudutnya
Detak jantung mati tertikam bisa runcing kuku magismu
Dan lidahmu dengan buasnya menjilati seluruh impianku dalam bisa
Hingga perih sudut mataku memandang dan jatuh pada ujung bibirku
Jangan lagi datang padaku walau hanya dalam mimpi bertamu
Karena aku bukan piaraan aksara cintamu dalam bungkus asmara
Biarlah aku berdendang sendiri diujung senja yang merona
Berteman lautan keheningan yang meramu altar nisan hatiku

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150347831245711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar