Mengukir jatah waktu dalam penghujung hari
Jelaga masa menembusi kalang diri mewujud mimpi
Tiap gempita menjejaki detik jelma risalah hati
Menuntut bakti bukan sekedar janji

Hentikan segera warta yang tersiar hingga sengat semerbak
Karena engkau tiada penah tahu siapa sesesungguhnya aku
Dan berhentilah seakan mengenalku yang meramu semu
Karena aku tiada yang bukan aku menjadi dalam sebak
Aku bukan seperti pujangga berkata tentang aku
Atau seperti binatang jalang dari kumpulan yang terbuang
Bahkan yang hanya dapat merindu kala sendu bertamu
Tapi aku sekedar tetamu pada maya dunia yang tak dikenali
Aku tiada dan aku ada tidak seperti dalam benakmu
Jangan pernah berkata mengenalku jika belantara hati tiada bisa ditembusi
Aku bermohon agar semua dapat engkau hentikan segera detik ini saja
Karena jika terus dipaksakan akan lukai diri sendiri

Tiap gempita menjejaki detik jelma risalah hati
Menuntut bakti bukan sekedar janji

Hentikan segera warta yang tersiar hingga sengat semerbak
Karena engkau tiada penah tahu siapa sesesungguhnya aku
Dan berhentilah seakan mengenalku yang meramu semu
Karena aku tiada yang bukan aku menjadi dalam sebak
Aku bukan seperti pujangga berkata tentang aku
Atau seperti binatang jalang dari kumpulan yang terbuang
Bahkan yang hanya dapat merindu kala sendu bertamu
Tapi aku sekedar tetamu pada maya dunia yang tak dikenali
Aku tiada dan aku ada tidak seperti dalam benakmu
Jangan pernah berkata mengenalku jika belantara hati tiada bisa ditembusi
Aku bermohon agar semua dapat engkau hentikan segera detik ini saja
Karena jika terus dipaksakan akan lukai diri sendiri

Aku hanya inginkan damai tapi tak aku temukan itu padamu
Tanpa bertanam tebu dipinggir bibir yang merayu
Walau engkau mendayu telah aku usaikan semua disini
Karena luka dipetik pada ujung lidah telah kacai diri
Tak ingin menantang badai pada gerimis yang mengundang
Dan aku tak ingin semai duri pada bunga tak bertaman
Jangan paksa aku melakukan yang tak inginkan
Karena ikhlas semua terhapus hingga kian menuai mendung
Terima kasih pada petikan ranum buah nujum yang berjumawa
Karena aku tak akan sambut dawai halilintar tersemat laju
Sedarilah damaiku adalah jauh darimu bukan bersamamu
Dan aku mengemis agar tiada terucap sengketa jadi petaka
Jangan paksa aku dan jangan pernah lakukan itu lagi padaku
Karena riak dangkal akan tenggelamkan samudera yang tak mesti biru
Jika engkau masih paksakan maumu padaku maka ku tempuhi jalanku
Hingga akan buat luka kian berdarah dan engkau pun menyesal mengenalku

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150435772725711
Tanpa bertanam tebu dipinggir bibir yang merayu
Walau engkau mendayu telah aku usaikan semua disini
Karena luka dipetik pada ujung lidah telah kacai diri
Tak ingin menantang badai pada gerimis yang mengundang
Dan aku tak ingin semai duri pada bunga tak bertaman
Jangan paksa aku melakukan yang tak inginkan
Karena ikhlas semua terhapus hingga kian menuai mendung
Terima kasih pada petikan ranum buah nujum yang berjumawa
Karena aku tak akan sambut dawai halilintar tersemat laju
Sedarilah damaiku adalah jauh darimu bukan bersamamu
Dan aku mengemis agar tiada terucap sengketa jadi petaka
Jangan paksa aku dan jangan pernah lakukan itu lagi padaku
Karena riak dangkal akan tenggelamkan samudera yang tak mesti biru
Jika engkau masih paksakan maumu padaku maka ku tempuhi jalanku
Hingga akan buat luka kian berdarah dan engkau pun menyesal mengenalku

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150435772725711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar