Bunga mawar yang dahulu ku tanamkan pada ujung lidah
Dengan harap tumbuh indah selalu mewangi di taman hatiPerlahan berjatuhan dalam gugur yang terlayu dipenghujung hari
Tapi apa yang akan dapat aku katakan pada hati nanti
Ketika pucuk ilalang untuk tegak berdiri pun tak terarah
Inginku membumbung untuk dapat bersandingan
Tapi tak daya ku menahan lajunya yang menderu
Membuat haru biru hati yang aku patrikan atas namamu
Yang pernah membasuh asa dalam keindahan asmara kalbu
Dan kini semua terhela dalam titian yang tak berindangan
Tak akan dapat aku temui lagi binarmu pada pagi hari
Tak akan ada lagi kecup lembut penghantar lenaku darimu
Karena aku sudah tidak terbiasa bersendiri tanpamu
Hingga selalu rindukanmu saat jauh dari sisiku
Dan putik kuncup kisah kemilau untuk kecintaan sejati

Tapi kini semua telah menjadi kenangan indah bersamamu
Untuk bersandingan bersama hanyalah igauan mimpi semuku
Karena takdir cinta tak membungkus dalam noktah seperti pintamu
Hingga tak kuasa ku hapus gerai pada sudut pandangmu
Dan ku remas hati melihatmu berbicara dalam bahasa sembilu
Haruskah ku mati terbunuh dalam rasa akan cinta ini
Yang tak mungkin dapat aku temui hingga akhir hidup diri
Karena tahta tertinggi hati sedari dahulu adalah milkmu
Dan akan ku simpan luka diantara kidung yang berpendar
Karena kini hatiku tiada beredar melainkan terkapar

Dengarlah wahai kekasih...
Aku kemas pasti cinta ini untuk menutup pintu cinta lain
Agar terjaga cinta kita selamanya abadi pasti
Akan ku simpan indah bayangmu dalam taman pelangi
Walau akan membuat luka berdarah lagi
Tapi aku rinduimu cinta bertamu walau dalam berjuta impian
Dan maafkan aku duhai kekasih...
Jika kelak kita bertemu pandang lagi kembali
Yang akan ada dihadapanmu hanyalah sekedar ragaku
Karena jiwaku sudah terlanjur berpusara bersama hatiku
Dan tak akan ada sesal walau sepi menikamku mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar