Berawal dari buah yang berputik
Berakhir dalam cerita terpetik
Dalam penggalan aksara yang tersisa
Tentang anak manusia
Yang terkadang kesepian ditengah keramaian
Tersesat dalam jalan yang terang tersia
Dan meragu pada sudut persimpangan kelabu
Bersenandung dalam birunya rasa
Tersenyum pada asa mencipta peristiwa
Berbicara dalam bahasa kesunyian
Dan bercanda dalam sepi hingga bisik tiada bersambutan
Tak berharap bagi kesedihan walau bahagia enggan berjamahan
Tak ingin berikan luka walau berkabung dengan kelukaan
Terpekur dalam keseorangan hingga takdir yang tentukan
Dan tak tahu apa mahu Tuhan akan diri dalam kehidupan
Tiada berlerai hingga tersesak
Terukir pada sisa waktu yang bergulir
Kian mengalir walau tak berair
Dan tak berteriak walau akan kian beriak
Siapakah dia ?
Adakah yang dapat mengenalinya ?
Tiada satu pun tahu akan diri sebenarnya
Karena rimba jiwa menjadi hati tiada bernisan dalam belantara
Duduk berlari dengan harap yang melepuh
Membuka hari membelah bumi tiada tersentuh
Perlahan kian menghilang walau terbilang
Menatap kosong dalam gurat yang berkabung
Tentang kebahagiaan
Tentang kedukaan
Bungkam dalam sastra jiwa
Walau harus menelan air mata
Tepi tiada bertepi hingga akhir tiada berakhir
Karena ini bukan tentang cerita tarian hujan pengantin
Atau puspa cinta yang meranum hingga sandaran pusara
Tapi ini adalah tentang senja itu aku dan hening itu adalah namaku

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150553273875711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar