Perlahan mulai meninggalkan singgasana senja
Dan aku masih disini resapi hari sendiri
Hingga berganti waktu meniti tapi aku masih tetap disini
Ku masih ingat kala waktu bergulir yang pernah kita miliki
Kita menari dalam tarian hujan pengantin pada langit biru
Hingga peri bersaksi iri dalam haru asmara menyatu
Dalam tidur dan terjaga jadikan impian untuk nyata hati

Kala nyata selalu tercari-cari hingga maya termimpi-mimpi
Dan aku sematkan asa dalam arakan awan agar menjadi bintang
Yang akan engkau petik sebagai penerang resahmu yang gersang
Hingga aku tak akan tersesat dalam lajur yang tiada bertepi
Tapi...
Masa itu tak selamanya kita miliki untuk dijejaki bersama
Hingga waktu pun renggut paksa senyumku dari diriku sendiri
Dan rembulan pun terjebak gulana terbentang dalam realita
Masih ku ingat waktu itu...
Kala lembayung semburatkan warna pelangi kita bertemu
Dan jelas masih ku ingat...
Kala senja berselemut mendung saat akhir pisah bertamu
Aku dekap dirimu yang kian meringkih
Ku dengar detakanmu kian melemah
Bibirmu tergetar mulai membiru ingin berkata
Pandanganmu pun berpendar menatap redup berbinar
Ku basuh jemarimu dengan air mata
Kala nafasmu mulai tersengal dalam dinginnya ingin
Dan tak ingin aku bergeming dalam pelukmu seraya berbisik
Karena aku tahu engkau pasti mendengar hatiku berdetak

"Sayang...
Biar ku simpan perasaan ini
Hingga menutup hati pada cinta yang lain
Bila akhirnya ku temukan cinta sepertimu
Mungkin ku bisa lanjutkan hidupku
Karena hanya ragamu yang akan meninggalkanku
Tapi tidak jiwamu yang milikiku..."
Dirimu akan tetap menjadi yang terindah untuk hidupku
Walau kita terpisah yang bukan menjadi ingin kita
Biar semua menjadi kenangan terindah
Seperti indahku mengenal dirimu kekasihku
Semoga kelak kita tetap dapat bersama seperti dulu
Untuk lebih memahami tentang arti cinta yang tercipta untuk kita
Dan mengukir warna jingga seperti dalam impian kasih
Diantara pendar yang meranum disudut pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar