Sabtu, 31 Maret 2012

Sajak Tuan Senja

Ingin ku buka tabir itu agar jangan menjadi labirin
Tapi tiada kuasa kala rasa puan tiada berkenan
Dan ingin ku sapu gerimis yang menggaris diujung pipi
Tapi tiada daya kala aku hanya berada dalam tepi bukan sisi

Yang aku tahu hanya sekedar tahu dalam hati
Tanpa kata walau berbisik dalam kalimah
Hingga pusara aksara meresah dalam gamang disudut pagi
Agar tiada ketara gejolak saat embun beriak matamu basah

Dan gurindam tersamar dalam alunan nyanyian anak perawan
Yang mengais kasih dibelantara bersepuh mendung
Sabarlah sejenak puan jangan bermuram durja dibalik awan
Karena panggilan itu bak titah yang terdengar berkumandang

Aku lalui jejak yang akan menuju laman yang masih tetap basah
Karena sungai air matamu belum juga mengering dalam berkisah
Dan segera aku menuju peraduanmu dengan bentang peluk peluh
Walau mungkin raga ini tiada kesampaian tapi jiwa hingga berkasih

Maafkan aku puan senja...
Jika aku tak dapat mengartikan bisikanmu melalui angin
Atau berbicara pada bulan yang telah menggantikan senja lalu
Karena lemah ini saat matamu mengandung air memanggil jasadku

Berhimpun doa dalam jiwa yang melihatmu tanpa engkau melihatku
Agar kelak kita dapat dipertemukan dalam kehidupan lain tanpa semu
Karena bahagiaku ini sampai dalam surga adalah bersamamu tanpa akhir
Hanya itu yang terbersit dalam pahatan nurani saat nafas berhembus terakhir



Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150637149385711

Tidak ada komentar:

Posting Komentar