Mengembang dalam setiap sudut nurani bercerita tentangmu
Tak sedetik pun dapat terlupa walau sekedar bayangmu
Hingga tiada terasa waktu terus berputar dan terus berganti
Sudah hampir satu windu
Tapi tak sedetik pun dapat ku melupakanmu
Walau ingin aku seperti itu
Tapi semakin aku mencoba maka semakin tak mampu
Masih ingatkan engkau saat kita bersama
Kita selalu berbagi setiap detik waktu yang berlalu
Hingga aku tak ingin ada waktu berlalu tanpa dirimu
Dan tanpa sadarku merengkuhmu dalam janji yang tercipta
Andai engkau tahu...
Ketika bunda berbicara seakan runtuhnya langit
Dalam tutur bijaknya remukkan hati hingga biru
Dan engkau tidak tahu tapi hanya tertitah menurut
Telah hampir sewindu...
Aku mendulang airmata yang tak lagi bening
Merangkai mimpi dalam bingkai yang meretak berpuing
Dalam genggaman mantera itu engkau lupakan aku
Seandainya engkau tahu...
Tapi sayangnya engkau butakan mata dan tulikan telinga
Hingga menjadikan asmara kian berdarah dalam kalbu
Membuat luka tiada terobati dalam perih yang menganga
Dalam penjara rapalan itu...
Aku mengetuk bumi hinngga berbicara pada awan
Agar selamanya semesta terjaga demi yakin hati bukan semu
Karena kebenaran tak selamanya dapat selimuti dusta berangkaian
Dari maaf yang tiada termaafkan
Dalam waktu yang tak lama lagi aku terikat
Dan walau dalam balutan diri yang terkemas kafan
Aku tetap berteguh dalam janji yang pernah tersemat
Karena aku cinta kepadamu dan hanya itu yang aku tahu
Seperti saat aku pertama menyentuhmu seperti itu pula ku menunggu
Dengan setia menantikan pertanggungjawaban akan lelaku dihadapan-Nya
Dan kini sudah hampir satu windu

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150796766565711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar