Atau merah yang menjadi biru
Tapi masalah sesaji kata dalam cawan bahasa
Yang disemai dalam sesapan dusta tiada kentara
Mengapa persalahkan hujan jika mendung tak ditanya
Mengapa mencari pelangi dalam terik kerontang dirimba
Sedangkan sungai mengalir melawan arus
Menjadikan yang dipelukan malah tak harus
Mungkin ini bukan inginku atau inginmu
Hingga bermula dari dikembalikan menjadi dalam bisu
Tak akan ada badai jika angin tiada menggunung
Dan sentuhan pasir bermula dalam dilema menjulang

Mengapa aku yang dipersalahkan
Tapi engkau menuai seolah tiada tercela dalam rapalan
Hingga aku nistakan diri jilati ludah sendiri
Tapi malah tersemat dalam figura diujung perigi
Dengarlah dalam deru anasir yang memburu
Tak akan ada sesal dalam sesak yang mulai membiru
Aku kembalikan makrifatmu agar tiada berpaling
Hingga menjadi hakekat yang tiada terikat berpuing
Resapi dalam batasan bara beku
Bukan karena embun bersalju atau asap merbabu
Tapi karena aku tercipta dalam pahatan setengah arca
Tanpa debaran apa lagi rasa yang menjadi asa yang tersia

Tidak ada komentar:
Posting Komentar