Bernoktah dalam degap-gedup yang hampir karam
Memetik dalam kutipan yang memikat dan menikam
Seiring dengan pendaran masa yang membumbung hitam
Tak akan ada lengkung pelangi dan tarian anak pengantin
Pernak-pernik mentari menelusuri lekuk putra semesta
Membias dalam detakan tiada berdetak tanpa temaram pagi buta
Katika dawai angin meninabobokan putri malam dalam siraman
Aku lepaskan sendi berjanji dalam larutan semilir
Memintal janji dibalik bermanisan tiada berakhir
Sadarkan diri akan semu selimuti mimpi padang impian
Bangunkan jiwa usaikan waktu yang menelangsa titian
Aku bukan pemetik bunga atau pemanah matahari perayu bulan
Yang akan aku sematkan dalam harum mewangi nafasmu memburu
Tapi aku hanya manusia yang merajut cinta sederhana bukan kesemuan
Lantas aku hantarkan engkau dalam batasan agar tahu walau berlalu
Aku ingat saat engkau melepaskan genggaman pada kalimah
Seolah bertanya pada Tuhan agar diberikan isyarat tapi bersyarat
Sayangnya aku tetap diam dalam permainan mengikatmu dalam dalih
Terujarlah dari maaf yang tiada bermaaf menangisi diary bumi gerahkan langit
Dari mula bertitik telah aku kembalikan menjadi titik
Bukan karena aku tak sudi tapi malah tak meruahkan berintrik
Dalam bingkisan salam beriring tajuk doa bukan berkutuk
Tetapi dari dalam tercipta hanya kepada yang teruntuk

Tidak ada komentar:
Posting Komentar