Jumat, 03 Mei 2013

Katakan Sejujurnya Sebelum Terlambat

Kisah ini terjadi di Beijing, China, seorang gadis bernama Yo Yi Mei memiliki cinta terpendam terhadap teman karibnya di masa sekolah. Namun ia tidak pernah mengungkapkannya, Ia hanya selalu menyimpan di dalam hati dan berharap temannya bisa mengetahuinya sendiri. Tapi sayang temannya tak pernah mengetahuinya, hanya menganggapnya tak lebih sebagai sahabat.

Suatu hari Yo Yi Mei mendengar bahwa sahabatnya akan segera menikah hatinya sesak, tapi ia tersenyum. "Aku harap kamu bahagia".
Sepanjang hari Yo Yi Mei bersedih, ia menjadi tidak ada semangat hidup, tapi dia selalu mendoakan kebahagiaan sahabatnya.


12 Juli 1994 
Sahabatnya memberikan contoh undangan pernikahannyayang akan segera dicetak kepada Yi mei, ia berharap Yi Mei akan datang, sahabatnya melihat Yi Mei yang menjadi sangat kurus dan tidak ceria bertanya, “Apa yang terjadi denganmu , kamu ada masalah?".

Yi mei tersenyum semanis mungkin, "Kamu salah lihat, aku tak punya masalah apa apa. Wahh contoh undanganya bagus, tapi aku lebih setuju jika kamu pilih warna merah muda, lebih lembut". 
Ia mengomentari rencana undangan sahabatnya tesebut.

Sahabatnya tersenyum, "Oh ya, ummm aku kan menggantinya, terimakasih atas sarannya Mei, aku harus pergi menemui calon istriku, hari ini kami ada rencana melihat lihat perabotan rumah".
Yi Mei tersenyum, melambaikan tangan dengan hati yang pedih.


18 Juli 1994 
Yi Mei terbaring di rumah sakit, Ia mengalami koma, Yi Mei mengidap kanker darah stadium akhir. Kecil harapan Yi Mei untuk hidup, semua organnya yang berfungsi hanya pendengaran, dan otaknya, yang lain bisa dikatakan "mati" dan semuanya memiliki alat bantu, hanya mukzizat yang bisa menyembuhkannya.

Sahabatnya setiap hari menjenguknya, menunggunya, bahkan ia menunda pernikahannya. Baginya Yi Mei adalah tamu penting dalam pernikahannya. Keluaga Yi Mei sendiri setuju memberikan "Suntik Mati" untuk Yi Mei karena tak tahan melihat penderitaan Yi Mei.


10 Desember 1994 
Semua keluarga setuju besok 11 Desember 1994, Yi Mei akan disuntik mati dan semua sudah ikhlas, hanya sahabat Yi Mei yang mohon diberi kesempatan berbicara yang terakhir, sahabatnya menatap Yi Mei yang dulu selalu bersama.


Ia mendekat berbisik di telinga Yi Mei,

"Mei, apa kamu ingat waktu kita mencari belalang, menangkap kupu kupu...? Kamu tahu, aku tak pernah lupa hal itu, dan apa kamu ingat waktu di sekolah waktu kita dihukum bersama gara-gara kita datang terlambat, kita langganan kena hukum ya?"

"Apa kamu ingat juga waktu aku mengejekmu, kamu terjatuh di lumpur saat kamu ikut lomba lari, kamu marah dan mendorongku hingga aku pun kotor...? Apakah kamu ingat aku selalu mengerjakan PR di rumahmu...? Aku tak pernah melupakan hal itu"

"Mei, aku ingin kamu sembuh, aku ingin kamu bisa tersenyum seperti dulu, aku sangat suka lesung pipimu yang manis, kamu tega meninggalkan sahabatmu ini?" 


Tanpa sadar sahabat Yi Mei menangis, air matanya menetes membasahi wajah Yi Mei

"Mei... Kamu tahu, kamu sangat berarti untukku, aku tak setuju kamu disuntik mati, rasanya aku ingin membawamu kabur dari rumah sakit ini, aku ingin kamu hidup, kamu tahu kenapa?.Karena aku sangat MENCINTAIMU, aku takut mengungkapkan padamu, takut kamu menolakku".

"Meskipun aku tahu kamu tidak mencintaiku, aku tetap ingin kamu hidup. Aku ingin kamu hidup, Mei tolonglah. Dengarkan aku Mei bangunlah!!". 


Sahabatnya menangis, ia menggengam kuat tangan Yi Mei, 

"Aku selalu berdoa Mei, aku harap Tuhan berikan keajaiban buatku, Yi Mei sembuh, sembuh total. Aku percaya, bahkan kamu tahu? Aku puasa agar doaku semakin didengar Tuhan".

"Mei aku tak kuat besok melihat pemakamanmu, kamu jahat... !! Kamu sudah tak mencintaiku, sekarang kamu mau pergi, aku sangat mencintaimu, aku menikah hanya ingin membuat dirimu tidak lagi dibayang-bayangi diriku sehingga kau bisa mencari pria yang selalu kamu impikan, hanya itu Mei".

"Seandainya saja kamu bilang kamu mencintaiku, aku akan membatalkan pernikahanku, aku tak peduli, tapi itu tak mungkin, kamu bahkan mau pergi dariku sebagai sahabat".


Sahabat Yi mei mengecup pelan dahi Yi Mei, ia berbisik,
"Aku sayang kamu, aku mencintaimu...".
Suaranya terdengar parau karena tangisan.

Dan apa yang terjadi? Its amazing!! "CINTA" bisa menyembuhkan segalanya. 
7 jam setelah itu dokter menemukan tanda tanda kehidupan dalam diri Yi Mei, jari tangan Yi Mei bisa bergerak, jantungnya, paru parunya, organ tubuhnya bekerja. Sungguh sebuah keajaiban!! Pihak medis menghubungi keluarga Yi Mei dan memberitahukan keajaiban yang terjadi. Dan sebuah mukjizat lagi masa koma lewat pada tanggal 11 Desember 1994.


14 Desember 1994 
Saat Yi Mei bisa membuka mata dan berbicara, sahabatnya ada disana, ia memeluk Yi Mei menangis bahagia, dokter sangat kagum akan keajaiban yang terjadi. 

"Aku senang kamu bisa bangun, kamu sahabatku terbaik", sahabatnya memeluk erat Yi Mei
Yi Mei tersenyum, "Kamu yang memintaku bangun, kamu bilang kamu mencintaiku, tahukah kamu, aku selalu mendengar kata-kata itu, aku berpikir aku harus berjuang untuk hidup. Lei, aku mohon jangan tinggalkan aku ya, aku sangat mencintaimu". 
Lei memeluk Yi Mei, "Aku sangat mencintaimu juga".


17 Februari 1995 
Yi Mei dan Lei menikah, hidup bahagia dan sampai dengan saat ini pasangan ini memiliki 1 orang anak laki-laki yang telah berusia 14 tahun. Kisah ini sempat menggemparkan Beijing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar