Disempurnakan dari mahluk yang lainnya
Tapi kadang membuat manusia jadi lupa dan terlupakan
Akan hakekat diri sebagai apa dan untuk siapa
Dalam tautan semesta yang diciptakan akan sebuah hubungan
Rangkaian dari tiada menjadi ada dan kembali jadi tiada
Baik yang terlihat maupun tak tampak dalam pandangan
Seperti kandung nurani dalam kajian berkabut tak bertentu asa
Mewakili diri dalam elemen yang kadang menjadi gambaran
Tapi renungan kalbu dengan dawai bisikan makna awalan
Dan hati hingga dengan mudahnya menjadi terbolak-balik tanpa tuju
Layaknya pecahan anasir terkadung dalam jiwa yang menuju
Anasir api...
Yang pantang disentuh dan tersentuh akan mudah terbakar
Laksana hasrat dan nafsu menggebu dalam naungan hati
Ketika gejolak tak bisa terbendung tanpa dapat diabaikan jadi berkobar
Anasir angin...
Pantang kelintasan suka ketinggian
Seperti tingginya pohon semakin deras bayu bermain
Dan sanjung puji membuat lena larut hingga diri terlalu berangan
Anasir air...
Berpantang kerendahan dan terhalangi
Beringin selalu mengajarkan ego yang wakili
Agar yang diharap terwujud walau kadang segala cara akan ditawar
Anasir tanah...
Yang haus kekurangan walau telah diberi
Layakanya dengan halusnya mengingatkan kata pepatah
Rumput halaman rumah tertangga akan terlihat lebih hijau
Lantas...
Kemanakah tujuan hidup akan menuju ?
Dan hakekat ini untuk apa dan siapa hingga terlintas ?
Apakah labil diri dalam canda buat menjadi mati suri ?
Maknai apa akan kandungkan hikmah dibalik sejarah ?
Hingga pada saat itu...
Semua mulai berkabung
Akankah ada yang dibawa menjadi dalam hidup ?
Cukupkah sudah bekal atau malah banyak yang kekurangan ?
Dan saat itulah kebenaran akan terungkap pada diri dalam sejati

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150204399480711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar