Pada pinggiran jalan yang sama aku bersandar
Sepi dan dingin tempat ini masih belum lagi pudar
Liku jalan tiada sedikit pun beda
Anganku melayang mengingat lembaran lalu
Aku berada sisi tempat biasa aku menunggumu
Dan aku lihat dirimu dari kejauhan sepulang berjibaku
Walau gurat lelah terlintas pada wajah tanpa sentuhan
Tapi senyum manis itu mengembang masih tetap menawan
Aku sapu lelahmu dalam dekap hangatku sapa tak jemu
Aku genggam jemarimu dalam sepanjang perjalanan
Engkau bercerita semua tentang isi hari padaku
Hingga lelah yang tiada lagi engkau rasa dalam helaan
Dan binar matamu secerah purnama yang menuntun dijalan itu
Sayang...
Itulah yang aku suka darimu
Engkau sembunyikan rasamu dengan celoteh jenakamu
Hingga suasana bernuansa walau sersemat sebongkah gundah
Yang terselimuti semua dalam cibir-cibir manjamu
Rentang waktu bergulir berganti
Semua tinggal hanya sebuah kenangan dasar hati
Saat terakhir aku peluk dirimu
Dingin angkuh yang aku rasakan pada tubuhmu
Saat terakhir aku kecup keningmu
Rejam diam raja bisu dibalik bibir bergincu
Kemanakah dirimu itu yang selalu aku rindu
Kemana kekasihku yang selalu bersenandung rindu
Dalam bingar metropolitan menggema siapakah kamu
Membuat dirimu seolah merasa dalam sangkar bersemu
Sudut kota dalam waktu yang sama
Pada pinggiran jalan yang sama aku bersandar
Batas tabir akhir senja merona pun terbiar
Aku bisikan pada angin tentang keluh jiwa
Dan aku berkata
Wahai kekasih yang pernah terikat janji
Aku masih menunggumu hingga batas waktu
Pada tempat yang sama dalam waktu juga sama
Tapi bukan dirimu kini yang aku nantikan hadirnya
Melainkan dirimu yang pernah menjadi kekasihku
Akankah bakti janji akan terbukti
Atau akan sirna bersama waktu pun hilangkan aku
Hanya Tuhan yang lebih tahu jawab dalam kalbu
Dan aku hanya bisa diam dalam langkah menuju pergi

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150214875395711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar