Hingga penulis pun harus mencari yang lebih bermakna masih
Hembusan nafas kerinduan engkau kemas pada hati
Hingga nafas hidupku pun engkau berikan melalui kekasih
Dawai bersenandung tanpa keseorangan kini
Ada engkau iringi tanpa sadarkan aku pada batas asmara
Titian menuju arah bentangkan rencana nyata
Tanpa meragu dalam rajutan kasih aku yakini
Tentang rasa ini...
Batas telah aku lampaui tak jemu terasa
Semua kian menuju dengan bersungguh tanpa sesal
Tapi engkau siakan impianku hanya dengan sekelip mata
Engkau buat berderai semua dalam serpihan
Dalam kepingan pun engkau tiadakan lagi untuk berbenah
Angkuhmu meraja dalam angkara dalam dada
Dan aku pun engkau sirnakan seketika tanpa bahasa
Hanya untuk orang yang belum pernah hidup bersamamu
Engkau tersenyum dalam ratapan hasratku
Engkau tertawa dalam puing istana cintaku
Engkau ludahi aku dalam nestapa bersemu lirih
Dan engkau tinggalkan aku saat tak butuh
Diamku menahan isak ketika melihat engkau meninggalkanku
Cacian untukku mengambang manis setelah engkau gagahi aku
Seolah aku sampah dihadapmu dalam hardik berpatah arang
Tapi sunyi mengekangku dalam bungkam walau sesak dalam berang
Perlahan aku tutup lembar indah bersamamu walau sakit menjelang
Ikhlas ini aku junjung tinggi walau sebagian hidup menjadi mati tersebak
Dan aku hapus lembut namamu dengan tawakal karena ini yang terbaik
Mungkin bahagiamu adalah dengan pergi bukan besamaku
Tapi kini...
Setelah engkau nodai asaku untuk bersanding denganmu
Untuk apa engkau datang padaku lagi
Apa dia tak mampu bahagiakanmu sesuai harap egomu
Hingga engkau kembali padaku untuk mengemis kasih
Dirimu telah aku hapus dari hidupku apa lagi namamu
Dan tentang rasa yang dulu utuh tersemat dalam kidung indah
Kini setitik pun aku tak berpunya lagi dalam detakan kalbu
Walau samudera engkau hadirkan sebagai lautan sesal tak jenuh

Sekarang engkau adalah masa lalu
Yang mengajarkan aku akan arti kebenaran cinta kasih seutuhnya
Aku dapati sejatinya itu tapi tak akan mungkin lagi untukmu
Karena dirinya telah berikan hidup baru untukku setelah pergimu
Dan aku abdikan cinta padanya hingga mungkin umurku usaikan waktu
Walau dirinya tak seanggun rembulan pada purnama
Dan secerah mentari pagi kala malam yang telah berganti
Tapi dia tak sejahat dirimu yang tega buat aku berkabung biru
Hingga aku ikat ijab bahtera hidup bersama kini
Menepilah engkau dari hidupku
Karena ikrar noktah terikat tiada terbantahkan
Dan izinkan aku bahagia bersamanya tanpamu
Inginku tempuhi hidup ibadah bersama bukan dengamu lagi
Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150216614600711S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar