Hentikanlah celotehmu dendang sunyi
Tuli telah menjadi bingar dalam senandung itu
Apa lagi inginmu dari titah kini ?
Tapa menjadi noda akan lakumu
Aku jenuh manjamu dalam cemeti risih didada
Sadarkah kerling angkuh cibir sombongmu
Telah nistakan aku dalam kubangan dosa
Tahukah engkau kenapa aku hening ?
Aku ingin mencari jalan yang dapat hanya menuju-Nya
Tinggalkan jejak lalu dalam noktah hitam terbiar
Dan tak ingin angkara racuni bimbang kembali
Karena jika terlelap dalam buaian angkara maka akan terlupa
Tentang siapa dan apa sesungguhnya menuju dalang menjadi
Hingga amis darah menghampar berkalang tak meragu dari raga
Tanpa bermanis bencana butakan hati pada nurani ratapi hari
Kini semuanya telah terlambat karena ulahmu
Biruku ternoda hingga berubah warna dan memudar
Aku hadir dihadapanmu wahai dendang rindu akan sengketa
Melayang dalam warna tepian yang memudar
Sekarang kemarilah biar kusapu gundahmu
Karena durjamu telah larutkan aku dalam detakan rusuh
Dengan rejam surga kematiaan yang akan terkemas tanpa resah
Dan akan aku saksikan matimu dalam peluk terindah
Hingga dewa kematian pun melihatmu tak berdaya akan jengah
Tertawalah engkau pun juga
Aku akan singgahi berandamu
Puaskan hasrat terpendammu dengan hadirku
Hingga lisan tiada terucap kalimah walau hanya sekata
Dan hingga cumbuan detak jantung terakhirmu dapat bungkam mulutmu
Puaskan saja semua jika semua engkau nilai hanya sampai batas itu
Karena atas nama heningku bukan berarti aku akan tunduk pada raja ambisimu
Aku hanya tak ingin dan hindari dawai berkumandang tersekam dalam
Hingga genangan air mata darah dapat puaskan kebutuhan dendam
Walau sanjungan hujat warnai heningku kini dan nanti

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150213742875711
Karena durjamu telah larutkan aku dalam detakan rusuh
Dengan rejam surga kematiaan yang akan terkemas tanpa resah
Dan akan aku saksikan matimu dalam peluk terindah
Hingga dewa kematian pun melihatmu tak berdaya akan jengah
Tertawalah engkau pun juga
Aku akan singgahi berandamu
Puaskan hasrat terpendammu dengan hadirku
Hingga lisan tiada terucap kalimah walau hanya sekata
Dan hingga cumbuan detak jantung terakhirmu dapat bungkam mulutmu
Puaskan saja semua jika semua engkau nilai hanya sampai batas itu
Karena atas nama heningku bukan berarti aku akan tunduk pada raja ambisimu
Aku hanya tak ingin dan hindari dawai berkumandang tersekam dalam
Hingga genangan air mata darah dapat puaskan kebutuhan dendam
Walau sanjungan hujat warnai heningku kini dan nanti

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150213742875711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar