Termanggut menjadi bersungut lesu menggugah kalbu
Bahana rinai pun tersulut akan kesemuan semesta
Dan ego bertahta pada tempat paling tinggi
Lihatlah putik asmara yang hendak bermekaran
Kini kembali layu tanpa daya mengembangkan diri
Mengapa selalu aku dipersalahkan ???
Mengapa tidak dirimu saja ???
Terpekur pada sudut ruang hati
Gamang dalam asa yang kian tak menjadi
Rasa dihina membuat aku tiada berharga hingga tepian tiada berujung
Dan aku akui maknanya diri yang menjadi buah permainan kisah pialang
Aku hanya berencana tapi Tuhan juga yang menentukan
Jika memang harus terpisah maka restuilah tanpa rindu dendam berkabung
Biar pun bulan dan mentari jatuh ke bumi tak akan bisa berbuat sepadan
Dan walau berat namun itulah kenyaataan selimuti takdir hikayat hidup terkembang
Aku harap engakau dapat jernihkan cermin kasih yang usang dalam pekatnya debu
Atau aku dapat terlupa kisah masa yang telah dilewati dengan masa berganti
Tapi luka lama masih berdarah engkau lukakan lagi dalam torehan baru
Hingga bunga cinta menjadi terbiar terlupa akan warnanya sendiri
Kekecewaan ini milikmu atau milikku ???
Aku tahu cintamu tersemat akan uraian nafas kehidupan
Namun itu tak memberi arti ketika permainan katamu karamkan aku
Andai ini kesudahannya lebih baik aku undur diri karena tak dapat dipaksakan
Dan agar jangan lagi ada yang terluka akan ulah yang mengatasnaamakan kecintaan
Biarlah dewi khayalan aku bawa sampai mati karena tempatku bukan disini
Hingga semua ini menjadikan aku kembali pada arca tiada tersentuh sayang
Tapi dengan ini engkau telah membuka mata mengajariku maknai sebuah arti
Terimalah salamku terakhir karena aku akan pergi hingga tiada berbayang
Dan aku terlupa akan jalan untuk kembali berpulang padamu yang melukai

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150203246410711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar