Sabtu, 14 Januari 2012

⋛⋚ RintanG ⋛⋚

Tak ada tutur dalam relung imaji jiwa
Tak ada puja dan puji dalam kumandangnya kini
Hingga pada akhirnya semua dapat terlihat pada rasa
Dan kemasan kesemuan yang disuguhkan pada dulang emas
Akan terlihat tampaknya dalam balut lusuh dusta yang melepas

Akh...
Mata yang telah lamur kini telah menjadi buta
Hingga hampir tak ada beda antara benar dan salah
Yang memberi jawaban lirih pada penggalan jedah cerita
Hingga warta tersiar walau terlambat akhirnya akan merambat

Cukupkanlah sudah...
Semua mimpi dan nyata yang menjadi gejolak
Karena semua telah aku lumuri dengan ikhlas
Walau perih tapi aku akan coba tegar berpijak

Dan dengarkanlah...
Waktu kita telah usai saat lisanmu melafaz pada makna
Aku haturkan bermohon diri karena jalan kita tak lagi sama
Lakukanlah semua dengan inginmu tanpa aku bebani langkahmu
Karena itu pilihan sadarmu untuk mewujud hasrat dalam wadai mimpimu

Aku sadari akan kekurangan ini dan tak akan aku paksakan lagi
Jika dia lebih baik dariku maka mulailah membuka lembaran baru hidupmu
Tapi jika bahagia itu tak singgahi hidupmu dengannya dalam nyata
Maka engkau harus menerimanya tanpa sesal bersimpan haru
Dan jangan pernah kembali karena ketika engkau mulai berpaling
Aku pun telah tak berada pada tempat yang sama lagi seperti dulu

















2 komentar: