Terkurung larut kala ku sematkan hati dalam pusara
Tanpa kata aku bicara tentang rasa yang menjulang
Tapi berbisik pada pekur semburat yang terjurang
Tentang cinta...
Jangan tanyakan aku tentang bercinta
Karena cinta yang pernah menawarkan benci telah berkabung
Hingga lautan ini aku renangi dengan air mata bersambung
Tentang kasih...
Untuk apa dipertanyakan lagi tentang kekasih
Jika hanya rayu berpamrih kata menikam dari belakang
Hingga terasa waktu memikul gunung dalam dada terpasung
Dan asmara menjadi padang bisa yang jumawa meluluhkan harap
Memayungi dengan sembilu mengibaskan rona biru laksana berusap
Menjadikan aku kebal akan semua sanjung puji sekaligus caci maki
Karena janji bersepuh dusta laksana setitik manis dilautan pati
Kemarilah wahai yang punya hati...
Bawa kembali semua jutaan ranum magismu merayu dayu
Karena bukan aku tak sudi tapi hati terlanjur mati
Dan biarlah aku tegar berdiri sembari keremasi kalbu mengharu
Wahai angin diantara siang, malam, pagi dan senja
Kabarkanlah pada dunia bahwa ini bukanlah sebuah cerita
Tapi sebuah kisah yang tak dapat dilihat oleh mata
Hingga hanya dapat dirasa oleh masa dipenghujung usia

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150712022650711
Tidak ada komentar:
Posting Komentar